Sunday, March 31, 2013

Pelatihan Metode Granada di Bali

INFO UMAT - Program Indonesia Menerjemah al Qur'an tahap II Propinsi Bali
Sabtu-Ahad/23-24 Maret 2013, Pondok Pesantren Nurul Ikhlash
Jl. Raya Gilimanuk Denpasar Desa Banyubiru Kec. Negara Kab. Jembrana Bali.

Pelatihan Menerjemah Al-Qur'an Metode Granada Sistem 4 Langkah di Bali dibuka pukul 11.15 WITA , Sabtu 23 Maret 2013.
Pembukaan acara yang cukup siang ini ditempuh mengingat banyak calon peserta yang berhalangan datang tepat waktu (10.00 WITA) karena beberapa kewajiban yang tidak dapat mereka tinggalkan sebagai guru agama di jam tersebut. Acara pelatihan dipandu oleh MC dari panitia lokal, disusul dengan pembacaan ayat suci al Qur'an oleh salah satu santri dari PP Nurul Ikhlas.


Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan panitia lokal yaitu pengasuh dari PP Nurul Ikhlas yaitu Ust. Fathur Rahim dan akhirnya dibuka oleh Kasi Kantor Kementrian Agama Kab Jembrana yaitu Bapak Amsari, S.Ag. Menjelang waktu Shalat Zuhur setempat, acara pelatihan pun diawali dengan pengenalan metode Granada oleh Ust Solihin, mengenai ditemukannya metode Granada hingga filosofi nama "Granada" itu sendiri.
PP Nurul Ikhlash selaku penyedia tempat pelatihan menjamu para peserta dan tim IMQ dengan tangan terbuka. Bekerja sama dengan IMQ mereka menyajikan hidangan konsumsi pelatihan 2 hari berikut dengan snacknya sehingga segenap peserta pun merasa nyaman selama mengikuti pelatihan 2 hari.

Total peserta pelatihan adalah 78 peserta yang prosentasenya terdiri dari guru Pondok Pesantren, guru MAN, SMP, MI, RA, Ta'mir Masjid hingga mahasiswa & santri yang memiliki latar belakang bahasa arab yang cukup mumpuni. Klasifikasi peserta terdiri dari 50 wanita dan 28 pria. Memang target yang dicanangkan oleh IMQ untuk menghadirkan peserta pelatihan Menerjemah al Qur'an sejumlah 100 di Bali tidak tercapai, namun jumlah 78 peserta bukanlah jumlah yang mengecewakan mengingat minimnya persiapan dan melihat fenomena ummat Islam di Bali yang masih tergolong minoritas. Namun semua itu tidak mengurangi semangat atau azzam Ust. Solihin BA,Lc sebagai penemu langsung Metode Granada beserta dengan tim IMQ lainnya (Ust. Ahmad Bani Hasyim & Bayu Eka Pratikto) untuk memberikan pelatihan menerjemah al Qur'an secara maksimal kepada peserta pelatihan di Bali. Bahkan antusiasme dari peserta pun terus bertambah seiring berjalannya pemaparan metode.

Ba'da ishoma (istirahat, sholat & makan), pelatihan pun dilanjutkan dengan pembahasan persiapan belajar metode Granada yang diantaranya adalah niat yang ikhlas, semangat yang kuat, bersabar, dana, pembimbing yang mumpuni & pengorbanan waktu. Selesai pembahasan awal, maka dilanjutkan dengan pembahasan inti metode Granada Sistem 4 Langkah yang dibahas bergantian oleh Ust Solihin BA, Ust. Ahmad Bani Hasyim & Bayu Eka Pratikto.

Dalam waktu 2 hari, peserta pelatihan merasa mendapat pencerahan dalam proses menerjemah al Qur'an. Satu hal yang menjadi fokus dalam setiap pelatihan dalam program ini adalah bagaimana peserta dapat dengan mudah menyerap metode pengajaran metode Granada system 4 langkah untuk kemudian diajarkan kembali di lingkungan internal masing-masing peserta.

Uniknya adalah, tidak sedikit dari peserta yang memiliki latar belakang bahasa Arab Pondok Pesantren, namun mereka tetap antusias belajar metode ini karena mereka berpendapat bahwa metode ini sebagai langkah alternative dalam mempelajari kaidah menerjemah al Qur'an dan mengenal bahasa Arab tanpa harus dipusingkan dengan istilah-istilah pembelajaran bahasa Arab. Ust. Solihin beserta tim IMQ lainnya berhasil menyelesaikan pembahasan tentang teori di hari pertama dengan pembahasan akhir mengenai Huruf Penyakit atau istilah yang masyhur dikalangan pesantren yaitu Harf al 'Illah. Fungsi mempelajari huruf ini adalah agar kita tidak keliru dalam membuka Kamus, karena dalam proses menerjemah salah satu kendala yang dihadapi adalah keterbatasan kita dalam memahami kosakata sehingga diperlukan beberpa tools yang salah satunya adalah Kamus induk al Qur'an.

Di akhir pelatihan hari pertama seluruh peserta pelatihan diajak untuk praktik menerjemah al Qur'an juz pertama dimulai dari Surat al Fatihah. Awalnya mereka menerjemah kalimat Ta'awudz. Dengan gaya yang khas Ust Solihin bertanya kepada peserta pelatihan "apa tuh artinya bu..pak...?", kemudian dengan serempak peserta pun menjawab "aku berlindung kepada Allah dari godaan syaiton yang terkutuk". Kemudian ustadz mulai mengarahkan bagaimana cara menerjemah per kata yang baik. "akar kata dari أَعُوْذُ apa bu?" dan begitu seterusnya hingga pelatihan hari pertama selesai.

Pelatihan hari pertama dirampungkan hingga jam 06.00 WITA. Untuk pelatihan hari kedua, ustadz mulai memberikan beban kepada masing-masing peserta yaitu soal menerjemah 1 ayat untuk satu peserta di Surat al Baqarah. Setelah peserta selesai menerjemah secara harfiyah maka pembahasan bersama pun dilakukan. Selain menjelaskan tentang metode menerjemah yang baik, ustadz Solihin pun terkadang memberikan rincian atau tafsiran mengenai ayat yang diterjemah sehingga suasana pelatihan pun tidak membosankan, dan dari segi peserta mereka mendapatkan tambahan wawasan berkenaan dengan ayat-ayat yang telah diterjemah. Hari kedua di isi full praktek menerjemah. Sebagaimana yang diutarakan oleh Ust. Solihin, bahwa metode yang beliau ciptakan menjadi tidak bermanfaat manakala peserta enggan untuk melatih dirinya melakukan proses menerjemah al Qur'an secara rutin atau berhenti sesuai dengan usainya pelatihan 2 hari.

Akhirnya materi pelatihan 2 hari menerjemah al Qur'an metode Granada Sistem 4 Langkah pun rampung. Acara terakhir yaitu pemberian kesan & pesan peserta pelatihan, pemberian kenang-kenangan dari IMQ (Indonesia Menerjemah al Qur'an) berupa satu buah paket buku dan vcd menerjemah al Qur'an Metode Granada kepada pihak pondok Pesantren Nurul Ikhlas yang diwakili oleh Ust. Solihin (IMQ) dan ust. Fathur Rahim (PP Nuris).

Dengan semangat Ust. Fathur Rahim pun kemudian langsung memberikan kenang-kenangan balik kepada Ust. Solihin beserta tim IMQ lainnya (Ust. Ahmad Bani Hasyim & Bayu Eka Pratikto) berupa sarung anyaman dari santri PP Nuris serta masakan khas Bali yaitu Ayam Plecing. Setelah acara penutupan panitia lokal pun melakukan inisatif untuk mengumpulkan seluruh peserta Pelatihan untuk melakukan foto bersama Ust. Solihin dan Ust. Fathur Rahim sebagai kenang-kenanga.

No comments:

Post a Comment